Indramayu,pikiranrakyatnusantara.com-Meningkatkan kesiapan masyarakat, khususnya dalam konteks kesiapsiagaan terhadap bencana, menjadi salah satu fokus utama Kilang Balongan yang diwujudkan melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PETA (Pemuda Tangguh Bencana).
PETA sendiri merupakan inisiatif TJSL Kilang Balongan yang berfokus pada penguatan kapasitas masyarakat melalui kesiapsiagaan bencana. Melalui program ini, Kilang Balongan bertekad untuk membentuk masyarakat yang lebih tangguh dan mampu merespons bencana secara efektif dan mandiri.
Adapun program ini telah dijalankan di Desa Sukaurip dan Majakerta, kecamatan Balongan yang merupakan wilayah Ring 1 Kilang Balongan dan tidak menutup kemungkinan diperluas. Beberapa peta panduan telah dirancang untuk memastikan implementasi program ini berjalan dengan baik untuk memberikan manfaat yang maksimal mulai dari sosialisasi, pelatihan hingga sekarang simulasi.
Sebagai langkah lebih lanjut, komitmen ini diwujudkan dengan dilaksanakannya kegiatan simulasi bencana dan Tabletop Exercise di Desa Sukaurip, Balongan, Indramayu yang dilaksanakan pada Sabtu, 19 Juli 2025, bertempat di Lapangan Voli samping SDN 1 & 2 Desa Sukaurip.
Simulasi ini dirancang khusus untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan masyarakat, terutama para pemuda atau masyarakat yang telah menjadi bagian dari program PETA, dalam menghadapi potensi bencana.
Berdasarkan kajian yang dilakukan bersama dengan mitra program ini yaitu Human Initiative (HI), Desa Sukaurip memiliki potensi bahaya bencana yang beragam termasuk di dalamnya bencana yang disebabkan faktor alam dan kegagalan teknologi.
Sedangkan skenario yang diangkat dalam simulasi kali ini adalah kegagalan teknologi yang mengakibatkan kebakaran yang berdampak ke masyarakat, sebuah risiko yang perlu diantisipasi secara serius di wilayah tersebut.
Di lokasi terpisa, Area Manager Communication, Relation & CSR RU VI, Mohamad Zulkifli menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.
“Kegiatan simulasi ini adalah wujud nyata komitmen Kilang Balongan untuk berkontribusi dalam membangun ketangguhan masyarakat di sekitar wilayah operasional kami”, ujarnya.
Program PETA ini juga merupakan kontribusi perusahaan dalam mendorong dan mengimplementasi program pemerintah DESTANA (Desa/Kelurahan Tangguh Bencana).
Zulkifli menyampaikan perusahaan memahami bahwa Desa-Desa di sekitar wilayah operasi Kilang Balongan memiliki potensi terdampak bencana, melalui program PETA ini, ia berharap masyarakat, khususnya para pemuda, dapat menjadi garda terdepan dalam penanggulangan bencana di desa mereka.
“Program ini secara langsung melibatkan dan melatih masyarakat untuk lebih siap menghadapi berbagai jenis bencana tersebut.“, lanjutnya.
Sinergi antara perusahaan, pemerintah daerah, dan masyarakat sangat krusial dalam upaya mitigasi bencana dan akan sangat membantu dalam upaya pencarian dan penyelamatan jika sewaktu-waktu terjadi insiden.
Sementara itu, Kepala Desa Sukaurip, Casmuri, menyampaikan apresiasi yang mendalam terhadap program PETA dan simulasi yang telah dilaksanakan.
“Program ini secara nyata telah meningkatkan kesadaran dan kesiapan masyarakat kami,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa manfaat program ini akan sangat terasa bagi masyarakatnya, terutama dalam memahami langkah-langkah mitigasi dan evakuasi jika terjadi bencana, baik itu bencana yang disebabkan kegagalan teknologi seperti yang disimulasikan sekarang maupun bencana alam seperti angin puting beliung.
Adapun kegiatan simulasi ini diikuti oleh perwakilan Pemuda PETA, Perangkat Desa Sukaurip, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu serta Aparat Keamanan Kecamatan Balongan.