Batam,pikiranrakyatnusantara.com – Berkembang nya pemberitaan dan pembicaraan tentang permasalahan hotel Purajaya memantik respon dari Dato’ Syahzinan, SE salah satu tokoh melayu Anambas yang bermusta’wim di Jakarta yang aktif saat perjuangan pembentukan provinsi Kepulauan Riau 25 tahun yang lalu. Kepulauan Riau terbentuk karena hasil perjuangan bukan tetiba dihadiahi oleh pemerintah RI. Dengan sangat kecewa dan gusar beliau yang mulia menyampaikan
tentang kontroversi dan polemik hotel Purajaya di Batam. Menurut Tok Syah bahwa hotel Purajaya menyimpan sejarah dan kenangan masa lalu. Dengan segala persoalan yang terjadi saat ini hotel Purajaya merupakan bagian dari proses sejarah dan legacy yang tidak dapat terpisahkan dan terintergral dalam perjalanan perjuangan proses pembentukan Propinsi Kepri dimana saat ini kebanyakan orang- orang sudah lupa atau boleh jadi telah melupakan begitu saja keberadaan hotel Purajaya yang memilik historis serta kenangan dalam sejarah terbentuknya Propinsi Kepri.
Hotel Purajaya merupakan saksi bisu sebagai monumental dan catatan dengan nilai sejarah masa lalu terbentuknya propinsi Kepri.
“Saya ingat betul di era awal tahun 2000an (25 Tahun yang Lalu) para tokoh – tokoh pejuang pembentukan Propinsi Kepri datang Ke Batam dari seluruh penjuru Republik ini dan bergabung dan membentuk BP3KR. Tidak kurang partisipasi para tokoh datang dari Jakarta, Bandung bahkan dari Yogyakarta. Semua tokoh tersebut selama rapat dan diskusi pembentukan propinsi Kepri tersebut di akomodir dan menginap di Hotel Purajaya untuk membahas awal dari strategi, lobi, termasuk memprediksi baik tantangan maupun hambatan yang akan terjadi dalam perjuangan dan pembentukan propinsi Kepri.
Lebih lanjut dato’ Syah mengutarakan, “Masih segar dalam ingatan saya, dimana kami dari Jakarta yang datang saat itu diantaranya alm. Muhammad Buang, alm. Elza Zein, alm Idris Zaini, Nazar Mahmud, saya sendiri Syahzinan juga tokoh tokoh lain dari Bandung dan Yogyakarta yang bersama sama menginap di hotel Purajaya yang merupakan hotel penuh nostalgia dan kenangan di masa lalu yang tak pernah dapat dilupakan begitu saja sebagai sebuah keping indah dari perjuangan dan peninggalan masa lalu.
Penting untuk jadi pemahaman bijak kita bahwa *Sejarah Itu tidak akan pernah BOHONG, yang BERBOHONG Itu adalah para PELAKU dan SAKSI Sejarah itu*
Ditambahkan juga oleh Dato’ Syahzinan selain hotel Purajaya juga ada hotel Panorama di Batam yang memfasilitasi saat itu. Selain itu saudara kami alm. David Berlian mempersilahkan kami menggunakan kediaman nya untuk kami pakai sebagai basis perjuangan dan tak kalah militannya, Ir. Zulkarnain juga membolehkan kediamannya di Baloi Batam untuk kami gunakan. Tempat tempat tersebut adalah kepingan – kepingan monumental yang tak boleh hilang dan lekang jika kita sepakat sebagai warga Kepri yang menggantungkan kehidupan kita di tanah berazam ini. Semua menyisakan sejarah perjuangan yang patut kita hargai, terlebih juga tokoh – tokoh BP3KR diseluruh negeri dan Jakarta khususnya.
Demikian sekelumit dan bahan renungan untuk mengingatkan kepada kita semua perjalanan perjuangan masa itu hingga Kepri saat ini sudah begitu maju dengan Batam sebagai lokomotif pembangunan.
Purajaya adalah sejarah Kepri diakui atau tidak itulah kenyataan nya dan saya khususnya adalah saksi dari sejarah tersebut
Hal diatas adalah sebuah testimoni dari saya Syahzinan, SE.
Reporter : Redaksi