banner 728x250

Ketua Umum PWI Zulamsyah Sekedang Lantik PWI Kerpri 

Pengusaha Melayu Harap Wartawan Lebih Peka Terhadap Suara Masyarakat Adat

banner 120x600
banner 468x60
Spread the love

Pikiranrakyatnusantara.com – Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Zulmansayah Sekedang, Rabu, 7/5/2025 melantik Kepengurusan PWI Provinsi Kepulauan Riau di Hotel Planet Holiday, Rabu, 7/5/2025. Tokoh pengusaha Melayu berharap wartawan di Kepri semakin peka terhadap aspirasi masyarakat, khususnya masyarakat adat.

banner 325x300

 

”Saya sebagai Ketua Umum PWI melantik saudara sebagai Pengurus PWI Provinsi Kepulauan Riau dengan menjunjung tinggi profesionalisme dalam menjalankan tugas, serta menjaga integritas sebagai wartawan. Jaga nama baik PWI di tengah masyarakat,” kata Zulmansyah Sekedang saat melantik Kepengurusan PWI Kepri, yang terdiri dari Dewan Penasehat, Dewan Pakar, dan Dewan Pengurus PWI.

 

Acara yang dihadiri oleh sejumlah pejabat Provinsi Kepri serta pimpinan TNI Angkatan Laut, Angkata Darat, Kepolisian, Pemerintah Provinsi Kepri serta Badan Pengusahaan (BP) Batam. Pelantikan dimulai pukul 09.30 WIB, dihadiri sekitar 300 anggota PWI dan tamu undangan dari sejumlah perwakilan organisasi media.

 

Hadir juga Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat, Sasongko Tedjo dan Plt Ketua Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Pusat, Indah Kirana. Kepengurusan PWI Kepri yang dilantik merupakan sisa masa bakti 2023 s.d 2028 pasca diberhentikannya Ketua dan sejumlah pengurus PWI Kepri yang melanggar Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah (ART) Tangga PWI.

 

Tiga rombongan PWI yang dilantik, yakni Kepengurusan PWI Kepri, Kepengurusan PWI Kota Batam, serta Kepengurusan Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Provinsi Kepulauan Riau. PWI Kepri sisa masa bakti 2023 s.d 2028 dipimpin oleh Saibansyah Dardani sebagai Ketua dan Alfian Lumban Gaol sebagai Sekretaris.

 

”DNA PWI adalah Pemerintah. Jangan dihajar dalam pemberitaan. Tetapi kita boleh mengkritik kalau keluar jalur atau penyalahgunaan wewenang. Tapi kalau untuk membangun Kepri, Batam, itu kita harus dukung. Jangan sampai kita membunuh karakter orang. Kita harus patuh terhadap kode etik jurnalistik. Kode etik kewartawanan, dan aturan organisasi. Kita memang organisasi tertua. Tapi itu bukan jadi alasan untuk membunuh karakter orang lain,” ujar Zulmanyah, dikutip dari BatamNow.

 

Selanjutnya, Kadiskomimfo Provinsi Kepri, Hasan menghaturkan terima kasihnya atas penghargaan yang diberikan oleh PWI. Dalam sambutannya, Hasan juga berpesan kepada PWI untuk tetap bersinergi membangun Kepri yang lebih baik. ”Selamat kepada Pengurus PWI dan IKWI yang sudah dilantik tadi. Kami di Kepri, sangat nyaman bergaul dengan teman-teman media. Kami sangat hormat dengan teman-teman semua, terutama para senior di PWI,” ujarnya.

 

Sementara itu, usai dilantik, Ketua PWI Kota Batam Muhammad Kavi Ansari, menyatakan pengurus di bawah kepemimpinannya sebagai Ketua PWI Batam akan melaju lebih kencang. Kavi percaya, dengan kekompakan teman-teman di pengurusannya, PWI akan menjadi salah satu organisasi yang berkelas. ”Kita bangga dengan kepengurusan ini. Ke depan akan ada kejutan-kejutan besar dari PWI Batam. Akan ada program kami untuk masyarakat dan pastinya menjunjung tinggi norma-norma jurnalistik,” tegasnya.

 

Suara Masyarakat Adat

 

Sementara itu, Ketua Saudagar Rumpun Melayu (SRM) Megat Rury Afriansyah, menyatakan harapannya terhadap kepengurusan PWI Kepri dan Batam yang baru saja dilantik. ”Saya berharap rekan-rekan wartawan dapat lebih peka terhadap suara rakyat dari masyarakat adat, khususnya masyarakat yang sering ter-marjinal-kan dalam proses pembangunan,” ujar Rury Afriansyah.

 

Rury memberi contoh, masyarakat Rempang yang cenderung menjadi korban dalam menghadapi konflik agraria dengan pemerintah terkait Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City. Suara-suara masyarakat kecil di pesisir pantai, yang terancam akan kehilangan duniaya, kata Rury, sering menjadi korban kekerasan.

 

Wartawan sebagai profesi yang memiliki tujuan, penyebar informasi, mendidik, dan memberi hiburan, sebaiknya mengangkat jaritan hati masyarakat yang sering kali tidak memiliki daya untuk menyuarakan nuraninya. ”Teman-teman wartawan kebanyakan berdiam di perkotaan, sehingga terlihat kurang peka terhadap warga di hinterland. Meski (wartawan) sudah sering mengangkat kehidupan mereka (warga masyarakat adat di Rempang dan sekitarnya), namun masih perlu ditingkatkan,” pungkas Rury Afriansyah.

 

Reporter :Redaksi

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *