Indramayu,pikiranrakyatnusantara.com-Tak banyak yang menyangka, sebuah desa kecil di Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu, mampu mencuri perhatian publik nasional.
Desa Ujungaris kini jadi perbincangan hangat, bukan karena polemik atau kontroversi, tapi karena keberhasilannya menampilkan wajah baru yang bersih, rapi, dan penuh warna.
Jalanan desa dicat dengan aneka warna cerah, memberikan nuansa artistik yang menyegarkan membuat siapa pun yang melintas tak tahan untuk berhenti dan mengabadikan momen.Transformasi ini bukan datang begitu saja.
Di balik perubahan itu, ada peran besar seorang pemimpin desa: H. Tatang Tarkilah. Sosok kepala desa yang memiliki visi besar untuk memajukan kampung halamannya tanpa meninggalkan akar budaya lokal.
Dengan pendekatan tata ruang yang menitikberatkan pada estetika dan kebersihan lingkungan, ia berhasil mengubah wajah Ujungaris menjadi desa modern yang tetap berjiwa tradisional.
Tak hanya fokus pada tampilan luar, H. Tatang juga membenahi hal-hal fundamental. Sistem irigasi untuk mendukung pertanian mata pencaharian utama warga ikut diperbaiki dan ditata ulang. Baginya, desa yang baik bukan hanya yang indah dipandang, tapi juga mendukung kehidupan warganya secara menyeluruh.
“Desa adalah wajah peradaban. Kalau kita rawat dan kelola dengan cinta, maka desa bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan sosial,” ungkap H. Tatang, kamis 19/6/2025.
Kini, Ujungaris yang berpenduduk sekitar 5.000 jiwa mulai memetik buah dari perubahannya. UMKM tumbuh, wisatawan berdatangan, dan geliat ekonomi lokal terasa lebih hidup dari sebelumnya. Desa ini telah menjadi magnet baru bagi masyarakat sekitar dan inspirasi bagi banyak desa lain.
Menariknya, ide dan semangat pembangunan ini sebagian besar terinspirasi dari program
“Lembur Pakuan” yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sebuah konsep yang memadukan kerapihan tata ruang dan nilai-nilai kearifan lokal khas Sunda.
Ujungaris kini bukan sekadar tempat tinggal. Ia adalah simbol harapan, bahwa kemajuan dan keindahan bisa tumbuh dari tempat yang sederhana. Dari jalanan kecil yang dicat penuh warna, lahir semangat besar untuk terus maju, tanpa harus kehilangan jatidiri.