banner 728x250

Perkuat Literasi Digital, Akademisi dari FEB dan Fisip UGJ Dorong Sindangjawa Menjadi Desa Cerdas di Wilayah Cirebon

banner 120x600
banner 468x60
Spread the love

Cirebon,pikiranrakyatnusantara.com —Desa Sindangjawa, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon mulai mengakselerasi diri menuju “Desa Cerdas” melalui kolaborasi bersama Akademisi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ). Hal ini terlihat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang digelar pada hari Kamis (4/12/2025) dan diikuti oleh warga dengan antusias.

banner 325x300

Berbeda dari program PKM pada umumnya, kegiatan ini tidak hanya memberikan pelatihan, namun merumuskan model penguatan kapasitas desa berbasis teknologi, mulai dari digitalisasi UMKM, literasi informasi, hingga inovasi pengelolaan sampah berbasis chatbot.

Pada sesi pertama, para Akademisi dan dosen diantaranya Dr.Farida Nurfalah, Dr.Hj. Lenni Rohida, M.Si serta Nurhana Dhe Parlinah menekankan bahwa UMKM desa dapat menjadi pusat ekonomi baru jika mampu menembus pasar digital.

“UMKM kini memerlukan strategi visual, desain konten, serta pemanfaatan platform digital agar produknya menjangkau pasar lebih luas,” ujar Farida.

Riset McKinsey (2024) menunjukkan omzet UMKM bisa meningkat hingga 2,5 kali lipat ketika aktif menggunakan digital marketing. Pendekatan ini mendorong warga memahami bahwa transformasi digital bukan gaya hidup, melainkan kebutuhan ekonomi.

Sesi kedua diisi materi literasi informasi dan deteksi hoaks oleh Welly Wihayati, Farida Nurfalah, dan Neilia Fariani. Isu hoaks diangkat bukan sekadar sebagai permasalahan media sosial, tetapi sebagai ancaman terhadap stabilitas sosial desa.

Laporan Kominfo (2025) mencatat lebih dari 11.000 sebaran hoaks per tahun, dengan penetrasi tinggi di wilayah pedesaan.

Dalam sesi ini, peserta belajar mengenai pola penyebaran hoaks, teknik verifikasi informasi, dan etika digital. Literasi informasi ini dianggap penting sebagai dasar pembangunan desa dalam mengelola sumber daya informasi.

Pada Sesi ketiga menjadi inovasi yang paling menarik perhatian warga. Seorang akademisi yang juga dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGJ Eteh Resa Asyifa,S.Pd, M.Pd dan Dr.Hj.Lenni Rohida,M.Si memperkenalkan prototipe aplikasi chatbot yang dapat membantu warga untuk memilah dan mendaur ulang sampah, serta melakukan edukasi pemilahan sampah.

Pada sesi ini, terdapat diskusi menarik setelah narasumber dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGJ ibu Eteh Resa Asyifa,S.Pd, M.Pd membuka data dari salah satu aplikasi chatbot menemukan bahwa Desa Sindang Jawa belum mempunyai data pengelolaan sampah yang terintegrasi dengan sistem chatbot yang bisa diakses oleh semua pihak dimanapun dan kapanpun.

Sistem chatbot sendiri yaitu program computer yang dirancang untuk mensimulasikan percakapan manusia baik melalui teks maupun suara.

Kepala Desa Sindang Jawa menyatakan, pihak desa belum mengetahui harus kemana penyampaian data pengelolaan sampah terutama dengan sistem chatbot ini yang bisa diakses oleh semua pihak.

Eteh Resa Asyifa selaku Dosen FEB memberikan solusi pihak desa untuk mengintegrasi dan mempublikasi data dengan melakukan pelaporan ke Kabupaten, membuat situs Web atau Kanal Data Desa atau mengembangkan program chatbot dengan developer swasta untuk menarik data spesifik TPA/TPSS data secara aman.

Ia juga menambahkan, masih sedikit para akademis yang belum meneliti perihal sistem chatbot dalam upaya pengelolaan sampah. Sehingga sangat sulit para pihak umumnya masyarakat mengetahui data dalam pengelolaan sampah pada setiap daerah. Padahal Studi akademik menunjukkan teknologi layanan berbasis chatbot dapat meningkatkan respons pelayanan publik hingga 40 persen ungkapnya.

Terobosan ini membuka peluang bagi desa untuk mengembangkan layanan publik yang cepat dan terukur tanpa biaya besar tutur Eteh Resa Asyifa menjelaskan.

Sementara Kepala Desa Sindangjawa, Aayat Supriatinga, menyambut kegiatan PKM ini memberi gambaran baru tentang bagaimana desa bisa berkembang secara mandiri.

“Desain kemasan, promosi digital, sampai pengelolaan sampah berbasis teknologi, semuanya sangat relevan dengan kebutuhan kami. Desa berharap kerja sama antara akademisi dan warga akan terus berlanjut dalam bentuk pendampingan agar inovasi yang dimulai hari ini tidak berhenti sebatas wacana,” katanya.

Program PKM FEB UGJ ini melibatkan unsur RW, RT, kader posyandu, hingga para pelaku UMKM, memperlihatkan bahwa transformasi digital memerlukan partisipasi semua pihak. Antusiasme warga menjadi sinyal kuat bahwa Sindangjawa siap menjadi desa cerdas yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing berbasis budaya dan teknologi pungkas Eteh Resa Asyifa menutup wawancaranya.

( Red)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *