Indramayu,pikiranrakyatnusantara.com-Negri sakura jepang memiliki banyak energi positif, karena ketika Hirosima dan Nagasaki di bom bardir “Perang Dunia ke dua tahun 1945” Jepang luluh lantak tak bersisa karena bom atom, dan mengakibatkan banyak fasilitas umum serta industri lainnya hancur lebur, seolah harapan telah sirna dari negri sakura. Namun pasca itu, munculah harapan lain yang lebih besar, yaitu ketika pangeran Hirohito memerintahkan para pejuangnya untuk mengumpulkan para guru, dan memberikan yang terbaik bagi para guru, agar tetap berjuang memulai kehidupan baru dalam membangun tatanan negri sakura yang baru.
Hal ini juga yang mengilhami seorang Lucky Hakim berlibur ke jepang, pasca rotasi mutasi fungsional guru dan open house di pendopo Raden Bagus Ariawiralodra saat Idul Fitri kemarin. Dalam liburannya ke jepang, sejatinya Lucky Hakim sendiri mencari inspirasi untuk membangun spirit guru melalui sumbernya langsung, untuk dikombinasikan dengan pembelajaran yang ada di kampung halamannya, sekaligus menunaikan nadzarnya kepada keluarga, karena sudah berbulan-bulan Lucky Hakim jarang kumpul bersama keluarga, dan berjanji ingin melepas keriduan tanpa ada batas bercengkrama dengan semua keluarga.
Disisi lain, saat hari pertama kerja, Lucky Hakim bersama H. Syaefudin sudah mendampingi semua karyawan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di alun-alun Pendopo Pemkab Indramayu, lalu dilanjutkan dengan memenuhi panggilannya ke Mendagri dan dengan sifat ksatrianya, Lucky Hakim menjawab semua pertanyaan yang disampaikan oleh kementrian yang menaunginya. Setelah itu Lucky Hakim juga bertemu langsung dengan Gubernur idolanya di Jabar “Kang Dedi Mulyadi (KDM)”. Artinya bahwa dengan sadar diri, Lucky Hakim telah mengakuai dan melakukan kewajibannya sebagai pemimpin daerah, dengan rasa tanggung jawab, Lucky Hakim tidak mungkin lari dari persoalan, walau apapun konsekwensinya, karena tujuannya adalah membangun kota mangga Indramayu.
Teringat kisah sejarah peradaban masa lalu saat Raden Bagus Ariawiralodra (RBAW) pendiri Kabupaten Indramayu mendapatkan wisik untuk pergi ke wilayah barat dan membangun padukuhan di sepanjang kali Cimanuk, namun dalam perjalannanya, RBAW menemui kesalahan, kali yang seharusnya dituju ternyata bukan kali Cimanuk, melainkan kali Citarum yang ada jauh dari rencana babad alasnya. Akhirnya RBAW dengan sifat ksatrianya, menyadari bahwa sebuah kesalahan harus diakui, kesalahan harus kembali pada tempatnya semula, yaitu segera menemukan kali Cimanuk, dan akhirnya bertemulah dengan kali Cimanuk, yang akhirnya menjadi Bandar besar bernama bandar Cimanuk, lalu terwujudlah padukuhan Dermayu, dan saat belanda masuk, bertransformasi menjadi In The Ramajoe atau disebut dalam Kabupaten Indramayu.
Artinya dari sedikit sejarah, dapat disimpulkan, bahwa siapapun bisa bertemu dengan kesalahan, dan yang terbaik adalah mengakui dan berjanji tidak akan jatuh pada lubang yang sama. Apalagi dalam islam juga mengatakan
Islam tidak melihat kesalahan sebagai sesuatu yang mutlak negatif. Sebaliknya, kesalahan dapat menjadi pintu menuju perbaikan diri jika disikapi dengan kesadaran dan tanggung jawab. Yang membedakan manusia terbaik menurut hadits ini bukanlah ketiadaan dosa, melainkan bagaimana mereka merespons dosa tersebut dengan bijak dan menerima masukan dengan lapangdada dan terbuka.
(Udin S )
