Indramayu,pikiranrakyatnusantara.com-Kisruh dugaan hilangnya sejumlah Alat dan Mesin Pertanian (Alsitan) di Desa Singakerta Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu membuat geram para petani.
Petani yang tergabung dalam kelompok tani ” Sri Merta” kini mengecam keras kepada ketua kelompok yang diduga sebagai dalang atas hilangnya alsintan yang terdiri dari 3 unit traktor sawah,4 mesin Pompa Air, dan 2 unit mesin perontok padi (grabag).
Petani Desa Singakerta, Awi mengatakan, adanya temuan itu kelompok tani Sri Merta blok Tegal semaya nyaris kebingungan dalam melakukan pengaduan. Pasalnya C selaku ketua kelompok tani sudah tidak lagi memperhatikan anggotanya. Bahkan, semua fasilitas bantuan Alsintan tidak untuk kebutuhan pengolahan para petani. Ha itu berimbas ke para petani yang kesulitan dalam mengharapkan sawahnya.
” Kami sampai rela untuk patungan sesama anggota untuk mengupayakan mesin pompa. Jadi untuk apa bantuan dari pemerintah apabila tidak bisa dimanfaatkan untuk membantu dan meringankan beban petani,” ungkapnya kepada wartawan, Sabtu (14/06/2025).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa
‘semestinya bantuan berupa alat dan mesin pertanian,seperti penglolahan lahan,penanaman dan pasca panen, oleh pemerintah untuk meningkatkan efisensi,ptoduktivitas dan pendapatan panen
“Kalau hal demikian tidak tersentu pada petani, bagaimana bisa meningkatkan produktivitas dan kesejatraan petani, ” tegasnya
Diketahui bahwa pada 02 Mei 2025, Petani yang tergabung dalam Kelompok tani Sri Merta telah melakukan upaya menyurati Pemerintah Desa setempat dengan permohonan untuk dilakukan penertiban/ reshuffle kelompok tani Sri Merta.
Lebih lanjut, Perwakilan Poktan itu juga mengklaim telah bersurat kepada pihak Dinas Ketahanan pangan dan Pertanian dan juga Bupati Indramayu.
Sementara itu, Kepala Desa Singakerta, Urip saat dikonfirmasi wartawan melalui pesan WhatsApp, Minggu (15/06/2025) secara tertulis mengungkapkan, pihaknya nya belum menerima surat dari para petani tersebut.
” Surat dari para petani tsb.secara fisik blm sampai ke saya,” ungkapnya.
Kemudian tentang permintaan para petani, dirinya bisa saja melakukan perombakan apabila atas kehendak anggota minimal 50 + 1 % ( lebih dari separuh pengurus) dan berkoordinasi dengan pihak BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) .
” Soal hilangnya alsintan karena bpp yg tahu persis alsintan apa saja yg diberikan pemerintah kpd poktan. Insya Allah besok-lusa saya merapat ke BPP ” jelasnya kepada wartawan.