banner 728x250

Menteri PU dan Bupati Indramayu Panen Perdana Metode IPHA, Hasilkan 11 Ton Per Hektare

banner 120x600
banner 468x60
Spread the love

Indramayu,pikiranrakyatnusantara.com-Metode Irigasi Pertanian Hemat Air (IPHA) mampu meningkatkan hasil pertanian hingga 11,4 ton per hektare dibandingkan dengan metode konvensional. Untuk itu pemerintah terus mendorong agar petani beralih ke metode IPHA.

Selain meningkatkan hasil pertanian, metode IPHA juga menekan biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani selama menggarap lahan sawahnya.

banner 325x300

Peningkatan produksi hasil pertanian menggunakan metode IPHA dibuktikan dengan panen perdana yang dilakukan Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo dan Bupati Indramayu Lucky Hakim, Selasa (22/4/2025) di Desa Cikedung Lor Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu.

Lokasi Panen perdana merupakan lahan sawah yang berada di Daerah Irigasi Rentang BBWS Cimanuk Cisanggarung. Di wilayah Kabupaten Indramayu luas lahan yang dijadikan demplot saat ini berada di 121 desa dengan luas lahan mencapai 242,65 hektare.

Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menjelaskan, pengurangan biaya produksi dengan metode IPHA ada pada pengurangan bibit jika pada metode konvensional menggunakan 25-30 kilogram per hektare maka dengan IPHA hanya membutuhkan 10 kilogram per hektare. Kemudian penggunaan genangan air jika pada konvensional antara 7-10 sentimeter sedangkan IPHA hanya membutuhkan 2-3 sentimeter.

“Hari ini kita saksikan bersama bahwa hasil padi dari metode IPHA ini meningkat tajam menjadi 10-11 ton per hektare. Kita sinergikan dengan Kementerian Pertanian untuk dilakukan duplikasi di berbagai daerah lainnya di Indonesia,” kata Menteri Dody.

Bupati Indramayu Lucky Hakim menjelaskan, metode IPHA yang yang diterapkan saat ini mencoba untuk diterapkan di desa-desa lainnya karena penggunaan air untuk sawah harus diatur. Pertanian di hilir Indramayu juga harus mendapatkan perhatian sehingga dengan metode ini sawah yang ada di hilir (wilayah 3) bisa menikmati air.

“Hari ini sudah dilihat contohnya bahwa dengan metode IPHA hasilnya meningkat luar biasa sekaligus menekan biaya produksinya. Mudah-mudahan petani kita bisa beralih dari konvensional ke IPHA demi kesejahteraan petani,” kata Lucky Hakim.

Sementara itu anggota Komisi V DPR RI, Daniel Muttaqien Syaefuddin menjelaskan, pihaknya terus meminta kepada Kementerian PU untuk memaksimalkan sistem irigasi yang melintasi Kabupaten Indramayu dan Cirebon. Pasalnya, di kedua daerah ini pertanian sangat diandalkan menjadi lumbung pangan nasional di Indonesia.

Pada kesempatan itu juga diserahkan burung hantu untuk menanggulangi hama tikus yang ada di daerah tersebut.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *